I. PENDAHULUAN
Dari
sekian banyaknya tempat-tempat yang bisa dikunjungi oleh masyarakat, sudah
barang tentu terdapat salah satu tempat yang bisa memikat hati siapa saja untuk
mengunjungi tempat tersebut lagi dan lagi. Tempat tersebut lah yang memberikan
kesan terhadap pengunjung dan pengunjung mendapatkan kesenangan dan kepuasan.
Tempat yang dimaksud tersebut adalah tempat pariwisata. Tempat pariwisata
haruslah menarik dan mempunyai daya tarik pengunjung agar dapat dikenal
II. LANDASAN TEORI
Secara umum, pengertian “pariwisata” adalah
suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang (wisatawan) untuk mengunjungi
tempat wisata di daerah objek wisata yang dikunjungi dengan maksud dan tujuan
untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan yang bersifat sementara. Berikut ini
adalah pendapat beberapa ahli pariwisata tentang pengertian “pariwisata”, yaitu
sebagai berikut :
- Undang-undang No.9 Tahun 1990 . Pariwisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari suatu kegiatan yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.
- Prof. Salah Wahab dalam bukunya berjudul “An Introduction On Tourist Theoraphy” (dalam Yoeti : 1996 : 116) (dalam Kesrul : 2003). Menjelaskan bahwa Pariwisata adalah suatu aktifitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapatkan pelayanan secara bergantian di antara orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri ataupun di luar negeri meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialami di tempat ia memperoleh pekerjaan tetap.
- Menurut Hornby dalam buku berjudul “Penyelenggaraan Operasi Perjalanan Wisata” (dalam M. Kesrul, S.E, M.B.A, 2003:3). “Tour is a journey in which short stays are made at a number of places, and the traveller finally returns to his or her own place.” Pariwisata adalah suatu perjalanan dimana seseorang dalam perjalanannya singgah sementara di beberapa tempat dan akhirnya kembali ke tempat asal, yang merupakan tempat ia memulai perjalanan.
- “World Tourist Organizer” (WTO, dalam Richard & Flicker, 2004:6) (dalam Kesrul : 2003). “The activities of person travelling to and staying in places outside their usual environment for not more than one consecutive year for leisure, business, and other purpose.”
Itulah beberapa pengertian tentang “pariwisata”
yang dikemukakan oleh beberapa ahli Ilmu Pariwisata. Dengan beberapa pengertian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pariwisata adalah sebuah aktifitas seseorang
sebagai turis/wisatawan melakukan perjalanan ke dan tinggal di tempat di luar
tempat tinggalnya sehari-hari untuk periode tidak lebih dari 12 bulan untuk
beragam kegiatan leisure, bisnis, agama, dan alasan pribadi lainnya tetapi
tidak mendapat gaji/upah dari perjalanan tersebut.
III. PEMBAHASAN
Dalam rangka memenuhi tugas yang diberikan, penulis akan menceritakan
kembali mengenai perjalanan wisata yang pernah didatangi. Disini, saya Aprillia
akan menceritakan mengenai Gunung Ijen. Gunung Ijen adalah sebuah
gunung berapi aktif yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Banyuwangi dan
Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Indonesia. Gunung ini mempunyai ketinggian
2.443 m dan telah beberapa kali meletus. Salah satu fenomena alam yang paling
terkenal dari Gunung Ijen adalah kawah yang terletak di puncaknya.
Kawasan kawah ijen. Diambil pada pukul 06.44 pagi |
Perjalanan
dimulai sekitar pukul 00.30 dini hari. Saya dan teman-teman bersiap-siap dengan
perbekalan yang harus dibawa. Air mineral, masker, mantel, sarung tangan,
senter, obat-obatan, dan makanan yang bisa dibawa. Sangat disarankan untuk memakai mantel karena udara di sekitar gunung ijen dingin. Menurut warga sekitar,
perjalanan ke kawah ijen akan memakan waktu sekitar kurang lebih 3 jam. Hal ini
tentu waktu yang pas karena jika perjalanan lancar, maka kita bisa melihat
fenomena api biru atau biasa disebut dengan blue fire di kawah Ijen. Api
biru biasanya akan muncul dengan jelas dini hari atau sekitar pukul 03.00 dan
04.00 pagi
Perjalanan
menuju kawah ijen bisa dilewati oleh siapa saja karena kondisi jalan yang bagus
dan sudah terarah langsung menuju titik tujuan. Namun, disini terdapat
hambatan. Meskipun jalannya bisa dilewati, posisi jalan terus menanjak dan
bertekstur tanah yang berpasir. Bagi siapa saja yang berjalan disini, lambat
laun akan merasakan capek karena harus mengeluarkan ekstra tenaga agar bisa
terus berjalan naik. Dengan durasi kurang lebih 3 jam, para pejalan (hikers)
harus mempunyai stamina yang kuat agar bisa terus berjalan dengan keadaan jalan
yang terus menanjak dan sedikit licin karena berpasir. Disarankan agar para
pejalan menggunakan sepatu gunung agar tak jatuh karena jalannya yang licin
Disini
kami mengandalkan senter karena tak ada sama sekali penerangan. Ketika sudah
mendekati kawah ijen, para pejalan dapat mencium bau belerang yang tajam.
Disarankan agar memakai masker agar bisa terus melanjutkan ke kawah ijen. Bagi
yang tidak membawa masker, tidak usah panik karena disana ada warga yang
menyewakan masker gas krisbow. Tentu saja, harus dibayar dengan harga
Rp.50.000,00
Kawah
Ijen adalah sebuah danau kawah yang bersifat asam yang berada di puncak Gunung
Ijen dengan tinggi 2.443 meter di atas permukaan laut dengan kedalaman danau
200 meter dan luas kawah mencapai 5.466 Hektar. Danau kawah Ijen dikenal
merupakan danau air sangat asam terbesar di dunia. Disinilah para pejalan dapat
melihat fenomena blue fire atau api biru, yang merupakan keunikan tempat
ini, karena pemandangan alami ini hanya terjadi di dua tempat di dunia yaitu
Islandia dan Ijen.
Pintu masuk menuju kawah ijen |
Jika
kalian lelah karena bawaannya berat, disana ada penyewaan tenaga yang akan
membantu anda membawa barang-barang. Dan tak usah khawatir jika tidak tau rute
jalan karena disana ada tour guide yang siap membantu anda untuk menunjukkan
arah yang benar. Agar bisa melihat api biru, para wisatawan harus turun ke
kawah gunung tersebut. Karena disanalah, api biru muncul dan terlihat jelas.
Jika tidak turun, maka api biru hanya terlihat setitik kecil saja
Disana
juga terdapat para pekerja yang mengambil bebatuan yang didalamnya mengandung
belerang. Saya sebenarnya sangat kasihan dan merasa miris melihat para pekerja
itu. Mereka sangat tangguh membawa batu belerang yang beratnya bisa lebih dari
2 kg itu. Hal ini dikarenakan untuk turun menuju ke kawah harus melintasi medan
berbatu-batu sejauh 250 meter dengan kondisi yang terjal. Belum lagi kesehariannya,
mereka harus berjalan kaki naik-turun gunung dengan jarak sekitar 3 km.
Lintasan awal sejauh 1,5 km cukup berat karena menanjak. Sebagian besar jalur
adalah dengan kemiringan 25-35 derajat. Selain menanjak, struktur tanahnya juga
berpasir sehingga menambah semakin berat langkah kaki karena harus menahan
berat badan agar tidak merosot ke belakang. Namun, penghasilannya tak sepadan
dengan usaha kerja kerasnya itu.
Para pekerja pemngambil batu belerang |
Selama
diperjalanan pulang kembali, kami semua sangat menikmati keadaan sekitar.
Suasananya masih sangat alami. Pemandangannya membuat saya kehilangan kata-kata untuk mendeskripsikannya
karena pemandangannya sangat indah sekali. Lautan awan yang mengambang bagaikan gumpalan kapas
yang berterbangan dan terlihat lembut. Keasriannya masih terjaga. Banyak sekali tumbuhan yang masih
hijau dan sangat lebat. Udaranya pun masih segar. Jalanannya masih terjaga dan
masih alami dengan tanah. Lalu disana terdapat tempat sampah yang sudah
disediakan. Orang-orang asli sana sangat ramah sekali karena mereka selalu
menyapa para pejalan kaki ini dengan bahasa jawanya yang kental sembari
tersenyum. Sesekali mereka menawarkan dagangannya berupa patung batu belerang yang sudah dibentuk. Tentu saja belerang tersebut dapat dimanfaatkan untuk membersihkan badan. Harganya mudah dijangkau yaitu sekitar Rp.25.000 s/d 50.000. Harga tergantung besar kecilnya patung belerang. Terkadang mereka mengucapkan bahasa Inggris sesekali ketika ada
turis asing yang lewat, hal ini dikarenakan mereka terbiasa mengobrol dengan
turis asing yang datang ke kawah Ijen.
Perjalanan pulang dari puncak gunung ijen |
Sekitar menuju masuk kawah ijen |
Bagi para wisatawan yang ingin menikmati perjalanan ke puncak gunung, gunung ijen merupakan salah satu kawasan yang bagus untuk dikunjungi. Hal ini karena terdapat poin plus dibandingkan dengan pendakian gunung lainnya. Poin plusnya yaitu kita bisa melihat fenomena api biru (bule fire). Dan hal ini hanya terdapat satu-satunya di Indonesia. Maka, tak jarang turis asing datang kemari untuk membuktikan kebenarannya.
Sumber
: